Tiga dekade lalu, Lereng Utara Alaska menawarkan prospek pasokan energi domestik baru yang kompetitif. Saat ini, industri energi Amerika sedang booming, tetapi Alaska sebagian besar telah tertinggal.

Perekonomian Alaska sangat terkait dengan industri energi, dan telah terjadi sejak minyak North Slope ditemukan pada 1970-an. Ironisnya, bagaimanapun, ledakan energi AS dalam beberapa tahun terakhir benar-benar merugikan negara, karena ladang minyak yang lebih panas dan lebih mudah diakses di tempat lain lebih diutamakan. North Dakota telah melampaui Alaska untuk mengambil slot produsen minyak nomor dua di negara itu, di belakang hanya Texas. Karena penurunan produksi Lereng Utara, California juga melampaui Alaska, meninggalkan negara bagian di tempat keempat.

Secara keseluruhan, produksi minyak Alaska telah turun hampir 75 persen dari puncaknya, The Wall Street Journal baru-baru ini melaporkan. (1) Industri minyak di Alaska telah membusuk selama beberapa dekade dari dalam ke luar. Perubahan itu berdampak besar pada perekonomian negara, dari produk domestik bruto hingga pengangguran. Tidak mengherankan bahwa industri ini ada di benak orang Alaska akhir-akhir ini.

Gubernur Sean Parnell, penerus Sarah Palin, berhasil mendorong industri minyak Alaska yang sedang berjuang kembali ke arah yang benar. Bekerja dengan anggota parlemen negara bagian, Parnell memotong pajak minyak tahun lalu dalam upaya untuk menjaga industri tetap hidup. Perusahaan minyak merespons secara positif, mengumumkan rencana untuk meningkatkan pengeboran eksplorasi di negara bagian sebagai akibat dari iklim ekonomi yang membaik.

Parnell juga mengumumkan judi online  rencana untuk menghabiskan uang negara yang signifikan untuk pembangunan lebih lanjut dari pipa gas alam dan terminal ekspor, dalam upaya untuk menjaga industri energi Alaska tetap relevan dalam menghadapi penurunan produksi minyak.

Tentu saja, langkah-langkah ini tidak akan menghasilkan efek yang diharapkan sepenuhnya. Menemukan ladang baru, mengebor sumur baru, dan mengalirkannya membutuhkan waktu, dan momentum di tempat-tempat seperti North Dakota akan membuat energi Alaska kembali menjadi perjuangan yang berat. Bukan hanya output yang turun; harga minyak juga turun. Namun, Parnell dan para pendukungnya jelas telah berupaya untuk menopang landasan ekonomi Alaska yang goyah.

Tapi Demokrat, dan sebagian Republik yang mengejutkan, termasuk mantan Gubernur Palin, menentang langkah ini. Lawan Parnell, yang jelas berpikir minyak adalah kata 3 huruf untuk uang mudah, menafsirkan pemotongan sebagai hadiah untuk industri minyak tanpa jaminan pengembalian bagi pembayar pajak.

Perlu dicatat bahwa bahkan dengan pemotongan, tarif pajak Alaska pada industri minyak masih tinggi menurut standar nasional. Barry Rabe, seorang profesor kebijakan publik di University of Michigan, mengatakan kepada The Christian Science Monitor bahwa “Tarif [di sana] jauh lebih tinggi daripada negara bagian mana pun yang pernah dicoba.” (2) Dia mencirikan hubungan negara bagian dengan pengembangan minyak lebih mirip dengan hubungan negara asing daripada negara bagian AS lainnya.